Text
cinderella rambut pink
Cinderella Rambut Pink bercerita tentang Oscar, si kambing hitam keluarga pengusaha kaya Montaimana, sepanjang perjalanannya ke Jogja. Hidup sebagai "sisi jelek" dari abangnya yang selalu jadi teladan, Bima, membuat Oscar menjadi pribadi yang kasar dan tertutup. Menekuni dunia fotografi dan sebenarnya punya bakat besar, Oscar bertekad hidup keluar dari kungkungan nama besar Montaimana.
Suatu hari, sebuah sepatu Converse butut mendarat di kepalanya, dan mempertemukan Oscar dengan gadis unik berambut high light pink, Dara. Si cewek nyentrik ini ternyata adalah seorang yatim piatu yang bekerja keras untuk menghidupi dirinya namun tetap fun melalui hari-harinya. Melalui Dara, Oscar belajar banyak hal mengenai hidup dan cinta. Melalui Dara juga, Oscar dipertemukan dengan para penghuni kos-kosan Soda yang sudah dianggap keluarga oleh kakaknya sendiri, Bima. Oscar lalu berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu membuat bangga keluarganya seperti kakaknya melalui cara yang lain, yaitu fotografi, dengan dibantu Dara.
Secara pribadi, buku-buku Dyan Nuranindya selalu menarik untuk saya baca. Mulai dari Dealova, Rahasia Bintang, lalu Cinderella Rambut Pink. Cuma Canting Cantiq yang terlewat. Ide dan alur ceritanya menarik dan masuk akal. Selain itu, pesan moralnya juga ada, bukan sekedar cerita ABG yang fun dan hura-hura. Satu lagi yang saya suka adalah keterkaitan antar tiap tokoh dalam tiap novelnya. Mirip-mirip novel Sitta Karina, tapi tidak serumit itu juga. Namun, di Cinderella Rambut Pink, saya merasakan adanya perubahan dalam gaya bercerita Dyan Nuranindya. Gaya bertuturnya jadi mengingatkan saya dengan novel-novel Lupus-nya Hilman karena banyak memakai perumpamaan-perumpamaan yang "nggak nyambung", which is agak annoying dalam kasus buku Cinderella Rambut Pink ini. Misalnya dalam hal membandingkan tatapan mata Oscar ke Bima yang seperti tatapan Harry Potter ke Lord Voldemort, Batman ke Joker, dan Rama ke Rahwana. Rasanya kurang pas aja menaruh perumpamaan yang membuat geli justru disaat tokoh utamanya sebenarnya tengah bersitegang dengan kakaknya. Tapi diluar itu, cerita ini cukup manis. Kita benar-benar bisa merasakan perkembangan perasaan dan pikiran Oscar baik terhadap Dara maupun terhadap sekelilingnya. Satu lagi nilai plus buku ini adalah memperkenalkan budaya Jawa dan kehidupan masyarakat Jogja ke pembacanya. Dyan Nuranindya memang membawa misi untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, dan buku ini pas sekali untuk itu. Isinya fun, pesannya jelas, singkat dan nggak bertele-tele pula.
Tidak tersedia versi lain