Text
Pandora Van Der Kraan
Korupsi di Indonesia bukan cuma milik zaman ini, ia telah lahir sejak zaman kolonial. Setelah sempat meredup pada zaman Daendels, korupsi meruyak lagi pada zaman Tanam Paksa (1830). Di Pekalongan, para bupati, lurah, dan pejabat pribumi melakukan pelbagai penyelewengan, terutama di perkebunan tebu yang menjadi primadona penghasil keuangan Kerajaan Belanda pada era Tanam Paksa. Duet Tristan van der Kraan dan Dick de Leupen, dua penganut aliran liberal yang ditugaskan di Pekalongan, berjuang menyelidiki pangkalnya. Mereka dibantu oleh Ningrum, seorang budak perempuan yang sangat mencintai tanah airnya. Pada tahun 1842, terjadi gelombang ketidakpuasan rakyat, khususnya buruh tebu yang bisa berujung pada pemogokan, atau bahkan pemberontakan. Bisakah duet Tristan dan Dick mencegahnya?
Seberapa besarkah peran Ningrum?
Apa pula peran Feline van der Kraan, mahasiswi Universitas Leiden di tahun 2004, yang punya kemampuan berkomunikasi dan "tinggal" di dalam roh nenek moyangnya?
Kisah sarat intrik, kemunafikan, dan pengkhianatan ini coba mengungkap beratnya perjuangan mencintai tanah air yang bisa dimiliki oleh siapa pun.
Tidak tersedia versi lain