Text
Jas Putih
Yama terlihat seperti seorang calon suami idaman, seorang dokter anak yang sedang menanjak kariernya. Too good to be true. Bahkan terasa terlalu sempurna bagi Kay. Kenyataan itu membuat Kay merinding. Dan entah kenapa, dia juga merasa bimbang.
Ketika akhirnya kebimbangan Kay pupus, dan ia begitu yakin Yama akan membawanya ke rumah hangat yang diimpikannya, Kay dihadapkan pada kenyataan yang sangat mengejutkan tentang Yama. Dendam masa kecil membuat laki-laki itu menjelma menjadi monster. Kay merasa hari-harinya dipayungi awan gelap yang tidak pernah berakhir. Betapa inginnya ia menemukan udara segar yang bisa mengembalikan hidupnya. Mungkinkah Sunu, laki-laki beraroma segar tetumbuhan, bisa menyelamatkannya?
Editor’s Note
Penulis novel ini, Ni Komang Ariani, dilahirkan di Bali, 19 Mei 1978. Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini bekerja sebagai penyiar dan jurnalis radio di Global FM Bali dan KBR 68h Jakarta pada tahun 2003-2006. Pada tahun 2008, ia menjadi pemenang pertama Lomba Menulis Cerita Bersambung Femina melalui noveletnya Nyanyi Sunyi Celah Tebing.
Dua cerpennya, Senja di Pelupuk Mata dan Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara masuk dalam Cerpen Kompas Pilihan 2008 dan 2010. Bukunya yang telah terbit adalah kumpulan cerpen Lidah (2008), novel Senjakala (2010), dan Kumpulan Cerpen Bukan Permaisuri (2012). Karyanya terhimpun dalam buku antologi cerpen yaitu Lobakan (2009) dan Si Murai dan Orang Gila. Karyanya masuk dua kali dalam Sepuluh Besar Khatulistiwa Literary Award lewat buku Senjakala dan Bukan Permaisuri.
Karya-karya lainnya dimuat di Kompas, Suara Pembaharuan, Jurnal Nasional, Tabloid Nova, Koran Sindo, Harian Bali Post, Majalah Chic, Majalah Kartini, dan Majalah Gadis. Pada tahun 2011, ia diundang sebagai pembicara di Ubud Writers and Readers Festival.
Tidak tersedia versi lain