Text
PUKAT
Novel ini menceritakan sekelumit kisah hidup anak bernama Pukat, yang berasal dari keluarga sederhana dengan tiga saudara lainnya, yaitu Ayuk Eli, Amelia, dan Burlian.
Dia merupakan seorang anak yang cerdas dan pintar, bukan saja soal pelajaran di sekolah namun juga dalam hal bergaul bersama teman-temannya di sekolah.
Diawali dengan kisah Pukat, saat naik bis ke kota bersama adiknya Burlian dan bapak untuk bertemu dengan Ko Achan. Bus tersebut harus melalui terowongan yang gelap dan rentan terjadi perampokan.
Pukat membawa kopi dari desa sebagai oleh-oleh untuk Ko Achan, tanpa rasa takut Pukat duduk tenang di atas bis. Berbeda dengan adiknya yang ketakutan akan datangnya perampok.
Ketakutan Burlian akan adanya perampok akhirnya jadi kenyataan, di tengah terowongan bis yang ditumpangi mereka dihadang perampok.
Pukat berhasil menggagalkan upaya perampok, dengan melemparkan bubuk kopi pada sepatu dan celana mereka. Berbekal bubuk itulah, polisi mengidentifikasi perampok saat diperiksa polisi di stasiun kota sebelum semuanya turun.
Ada juga cerita persahabatan antara Pukat dan Raju yang tergolong unik. Walaupun mereka satu sekolah dan bersahabat, namun ternyata juga sering mengolok-olok satu sama lain. Salah satunya tentang shio masing-masing.
Hal itu membuat keduanya tidak bertegur sapa selama beberapa bulan, sampai akhirnya bertemu saat acara Wak Lihan dan mereka kembali berbaikan.
Kemudian ada satu masa, ketika kampung Pukat dilanda banjir lalu dia ingat bahwa Raju berada di kawasan banjir tersebut. Dia berusaha mencari tahu dimana Raju dan keluarga, lalu tersiar kabar bahwa sahabatnya tersebut sudah meninggal dunia.
Kemudian pada satu bagian lain, diceritakan tentang kejujuran Pukat saat berbelanja di warung ketika sang pemilik tidak ada di tempat. Dia mengambil sebuah pulpen lalu meletakkan uang ke dalam kaleng yang disediakan oleh pemilik.
Walaupun cerdas dan pintar, Pukat ternyata juga sering melawan pada orang tuanya. Seperti tidak sarapan sebelum sekolah karena bosan dengan menu yang selalu nasi putih diberi kecap.
Dia juga pernah mangkir dari kerja membantu mamak di ladang kopi, memilih menonton kartun. Hal ini membuat mamak berang dan menghukumnya tidur di luar rumah selama satu malam.
Pukat sempat merasa mamak tak sayang padanya, namun hal itu langsung terbantahkan setelah mamak berusaha merawatnya saat sakit akibat tidur di luar rumah. Sejak itu, Pukat berusaha untuk lebih patuh pada mamak.
Ada teka teki menarik yang disajikan dari cerita ini, dimana pada salah satu plot ketika Pukat sudah dewasa dan menempuh pendidikan di Belanda. Saat mudik ke kampung halaman, dia bertemu kembali dengan Raju yang pernah dikabarkan sudah meninggal saat banjir dulu.
Tidak tersedia versi lain